Mas, nanti kalau ada penjual roti Lauw atau Tan ek Tjoan tolong beliin roti gambang ya!" Pinta saya pagi tadi pada suami, sebelum beliau dan di kecil lari pagi. Kebetulan daerah lari yang akan mereka lewati biasanya ada penjual roti tersebut. Suami sempat heran, kok tumben pagi-pagi cari roti gambang.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID 2743eb81-0c3d-11ee-91a3-69414f7a6870 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.
Resep Resep Pembaca; Tempat Makan; Kabar Kuliner; Anak; Sehat; Foto; Video; Indeks; Terpopuler ; detikFood Info Kuliner . Ulasan Khusus: Roti Kangen Roti Gambang atau Roti Sobek? Toko Roti Ini Punya Roti Legendaris - detikFood. Selasa, 20 Mei 2014 18:43 WIB. 0 komentar. BAGIKAN URL telah disalin. Tan Ek Tjoan- Jakarta . 4. 1. Tan Ek Tjoan
Roti Tan Ek Tjoan yang dirintis sejak 1921 merupakan salah satu merek roti tertua yang legendaris di tanah air. Roti gambang yang bertekstur keras, berwarna cokelat, dan bertabur wijen, menjadi salah satu ciri khas Roti Tan Ek Tjoan yang melegenda. Penggunaan nama Tan Ek Tjoan, diambil dari pendirinya yang notabene seorang pemuda keturunan Tionghoa, Tan Ek Tjoan. Dia mengawali bisnis rotinya di rumah sederhananya di daerah Surya Kencana, Bogor pada 1921 bersama istri tercinta, Phoa Lin keahlian suami istrinya begitu klop, sang istri pandai membuat roti dan Tan lihai berbisnis. Sejak saat itu, usahanya berkembang begitu cepat sehingga merek roti Tan Ek Tjoan mulai dikenal dan populer bagi masyarakat kota Bogor dan Jakarta. Dari kalangan orang Indonesia, Tionghoa, hingga orang-orang Belanda, menyukai Roti Tan Ek Tjoan yang memiliki ciri khas tekstur keras. Bahkan seorang Wakil Presiden Bung Hatta termasuk sebagai yang pernah mencicipi kelezatan roti jadul tersebut. Seperti dikisahkan Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian Tentang Bung Karno, saat melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Megamendung, Bung Hatta berhenti di depan toko roti Tan Ek Tjoan di Bogor. Salah satu pengawal Bung Karno, Sardi diminta oleh beliau Bung Hatta-red. untuk membeli roti. Bung Hatta memberi uang sebesar Rp5. Kemudian Sardi ke dalam dan membawa roti seharga Rp3,75. Bung Hatta pun begitu lahap menikmati roti 1950-an, ketika sang suami, Tan Ek Tjoan tutup usia, Phoa pun berinisiatif meneruskan usaha agar semakin maju. Berangkatlah dia menuju Ibu Kota dan menempati rumah keluarga yang cukup besar di daerah Tamansari, Jakarta Barat, pada pada 1955 Phoa berpindah ke Jalan Cikini Raya No 61, Menteng, Jakarta Pusat. Sebuah kawasan elit yang banyak dihuni orang Belanda kala itu. Bangunan toko awalnya adalah kantor asuransi sebelum dibeli dan dialihkan tahun berselang, tepatnya pada 1958, Phoa Lin meninggal dunia. Bisnis keluarga diteruskan oleh kedua anaknya, Tan Bok Nio dan Tan Kim Thay. Tan Kim Thay mengurus cabang di Cikini, Jakarta. Sementara Tan Bok Nio memegang toko di mendiang sang ayah, Tan Kim Thay tidak mempunyai keahlian membuat roti namun merupakan pebisnis yang handal. Berkat dirinya, bisnis keluarga semakin maju. Dari toko rumahan, dia dapat membeli tanah di sekitarnya sehingga bangunan toko bertambah waktu yang sama, Kim juga mengerahkan pedagang gerobak sebagai ujung tombak penjualan. Para pedagang menjual roti kepada orang-orang Belanda di sekitar kawasan Cikini, lalu merambah daerah lain di antaranya Ciputat, Tangerang, Cinere dan bukan sekadar membawa terobosan pada sisi manajemen bisnis, tapi juga pada varian roti. Bila awalnya hanya memproduksi roti gambang yang bertekstur keras, Kim membuat varian yang bernama roti bimbam dengan tekstur lembut. Bimbam kini jadi roti favorit Tan Ek Kennedy Sutandi, Direktur Operasional Tan Ek Tjoan, munculnya roti bimbam merupakan penerapan konsep filosofi Yin-Yang. Gambang yang keras dan bimbam yang lembut mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia dan bagaimana mereka saling membangun satu sama lain.“Selain itu, istri Pak Kim itu orang Belanda. Orang bule kan gak suka roti keras. Jadi bimbam itu perpaduan unsur dari pengaruh Indonesia, Tionghoa, dan Eropa,” ujar toko dan pabrik yang berdiri tegak di atas tanah seluas meter persegi, Tan Ek Tjoan menyediakan bangku dan meja. Para pembeli bisa menikmati roti di tempat sebagai alternatif bila enggan membawa roti pulang ke setelah kurang lebih 60 tahun berjaya, toko roti jadul Tan Ek Tjoan Cikini tutup sekitar pertengahan Februari 2015. Berdasarkan keterangan sejumlah pihak, kawasan Cikini akan dibangun apartemen sehingga tanah tempat toko berdiri sudah dibeli pengembang. Pabriknya sendiri pindah ke daerah dari berbagai sumber;
MenurutTan Kim Thay ,nama roti gambang terinspirasi dari bilah-bilah gambang dari kesenian gambang kromong yang juga merupakan perpaduan budaya Betawi dan Tionghoa. 4. Mempopulerkan roti buaya isi cokelat
Roti Tan Ek Tjoan adalah salah satu kuliner legendaris di Indonesia. Mungkin beberapa dari kamu tidak kenal roti ini karena tidak pernah lihat atau pernah melihat tapi belum tertarik mencoba. Roti legendaris ini adalah salah satu roti khas Indonesia yang sudah beredar gimana sih ceritanya sehingga roti ini bisa muncul di Indonesia Well, mungkin setelah baca cerita ini bisa membuat kamu tertarik untuk membeli juga Inilah 50 makanan khas Indonesia yang wajib kamu coba!Roti Tan Ek Tjoan, Dimulainya Legenda Roti Tan Ek TjoanRoti Tan Ek Tjoan mulai di produksi tahun 1921 oleh seseorang yang bisa kamu tebak namanya, yakni Tan Ek Tjoan. Dia adalah seorang pemuda Tionghoa dari Kota Bogor. Istrinya yang bernama Phoa Lin Nio adalah seorang pembuat roti yang handal. Karena kehandalan sang istri, suaminya pun mulai mendapatkan ide untuk berbisnis roti. Selain itu Bogor penuh dengan ekspat dari Eropa terutama orang Belanda. Perpaduan sempurna antara kelezatan dan bisnis pun menjadi satu, mereka berdua mendirikan toko roti legendaris ini di daerah Surya Kencana. Banyaknya orang Belanda dan Indonesia yang ke barat-baratan membuat toko roti semakin ramai dan membuka cabang. Awalnya mereka membuka cabang di Taman Sari Jakarta pada tahun 1953. Melihat peluang lain di Cikini yang lebih ramai orang Belanda, mereka pun memindahkan tokonya ke Cikini pada tahun 1955. Setelah Pho Lin wafat bisnis pun diteruskan oleh anak-anaknya yakni Tan Bok Nio dan Tan Kim Thay. Mereka berhasil memperluas usahanya dan mendirikan pabrik bagi toko roti ini. Selain itu, mereka menggunakan pedagang gerobak untuk meraih pasar lebih banyak. Saat ini mereka telah membuka banyak cabang di Jabodetabek dan tetap mempertahankan roti dengan rasa yang juga Ini dia kuliner legendaris Jakarta yang wajib kamu coba! Filosofi Yin dan Yang Roti GambangAwalnya mereka tidak menciptakan banyak varian roti karena toko roti mereka sudah cukup populer di daerahnya. Salah satu varian roti khas mereka bernama roti gambang. Roti yang keras di luar dan memiliki cita rasa lembut di dalam. Bahan lainnya menggunakan rempah seperti kayu manis dan kapulaga dalam pembuatannya. Rasanya pun manis karena menggunakan gula aren lalu ditaburi wijen di atasnya. Terkenal bertekstur keras dan mengenyangkan, seakan “tidak habis-habis”.Banyak para pelanggan roti Tan Ek Tjoan yang meminta untuk dibuatkan roti yang lebih lembut. Mereka pun membuat roti bimbam. Roti ini adalah varian roti sobek yang lembut dan memiliki cita rasa manis. Kedua roti ini saling melengkapi di Toko Tan Ek Tjoan seperti yin dan yang. Cita rasa dan keharmonisan roti ini menjadikan toko roti ini spesial di mata pelanggan. Baca juga Inilah makanan lebaran khas Betawi yang nikmatnya tiada tara!Selain kedua varian tersebut, mereka juga sempat menggebrak tradisi Betawi dengan roti buaya isi coklat. Dalam budaya Betawi roti buaya adalah sebuah simbol bukan untuk dikonsumsi, jadi semakin keras sebuah roti semakin baik. Toko roti Tan Ek Tjoan pun berinovasi agar produk ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, dengan memberikan isian selai coklat. Roti buaya jenis ini pun mulai banyak bermunculan di toko juga Sejarah roti buaya, roti yang masih eksis hingga saat ini!Teman cerita, Toko Tan Ek Tjoan adalah sebuah terobosan dalam menyatukan kebudayaan barat dan timur. Ia menyatukan beberapa budaya melalui sebuah roti. Walau saat itu sempat ada terjadi ketegangan karena perbedaan ras dan budaya tetapi toko ini setia melayani tanpa melihat latar belakang pelanggannya. Buat yang penasaran sama roti ini, kamu bisa menemukannya di sekitar Cikini atau di daerah Surya Kencana bagi kamu yang orang bogor. Kalau menurut kamu apa lagi makanan legendaris yang bikin kamu nostalgia? Tulis di kolom komentar, ya! Biasanyapengunjung suka dengan kue gambang dengan tekstur yang keras. Selain itu, di sini juga ada roti bimbam yang teksturnya lembut. Oya, kalau ke sini jangan lewatkan untuk mencicipi ice cream rasa kelapa kopyor ya, cocok dipadukan dengan aneka kue. Tan Ek Tjoan Bakery Jl. Siliwangi 176, Bogor Jam buka: 07.00 - 21.00 Telepon: (0251) 8322635

Berawal dari suami yang membawa oleh-oleh dari temannya yang berasal dari Jakarta. Sebungkus roti tanpa nama, hanya ada tulisan Tan Ek Tjoan. Saya coba, rasanya membuat saya mengembara ketika saya masih kecil. Rasa itu saya pernah kecap sewaktu saya masih SD. Saat paman-paman dan bibi yang tinggal di Jakarta, pulang kampung, selalu membawa oleh-oleh yang satu ini. Karena kakek dan nenek sangat suka rasa khas kayu manis. Dulu saya pikir rasa gula aren dan kayu manis adalah rasa jahe. Sayang suami hanya membawa sebungkus, dan itupun saya harus berbagi lagi dengan anak dan pengasuh.. 😀 Dasar saya yang tidak gampang menyerah, cari-cari di google dan ketik “roti tan ek tjoan”, muncullah sejarah sekaligus nama roti dan resepnya. Saya tertawa keras kegirangan… akhirnya dapat dan tidak menunggu besok, sore itu juga saya eksekusi resepnya.. 😀 Makanan tradisional asli dari Betawi. Nama Gambang sendiri diambil dari nama alat musik tradisional Betawi yaitu Gambang Kromong. Namun tak hanya di Betawi, rupanya roti ini juga terkenal di kota Semarang Jawa Tengah dengan nama Kue Ganjal Rel karena bentuknya yang terlihat mirip seperti penyangga rel kereta api. p Konon roti ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dulu. Pada jaman itu, roti ini dibuat dari sisa-sisa roti yang tak habis dikonsumsi oleh para tuan tanah yang kemudian dikeringkan dan diolah kembali dengan menambahkan air rebusan gula merah dan sedikit garam lalu dikeringkan, maka tak heran jika tekstur Roti Gambang menjadi kering, keras dan alot. Seiring waktu, cita rasa Roti Gambang tak lagi keras dan alot. Penambahan mentega, kayu manis bubuk dan taburan wijen pada adonan membuat tekstur roti ini menjadi empuk dan enak disantap. Keempukan Roti Gambang dengan roti-roti lain benar- benar berbeda. Mungkin dikarenakan kalau roti biasa pada umumnya menggunakan ragi agar mengembang, sementara Roti Gambang hanya menggunakan baking powder & baking soda sebagai bahan pengembang, dengan tambahan mentega, jadilah roti yang empuk tapi gurih. Menurut yang saya baca, Pabrik roti Tan Ek Tjoan yang berdiri sejak tahun 1921masih berproduksi hingga kini. Namun untuk memperoleh sebungkus Roti Gambang yang dihargai Rp 5000 sebungkus ini sudah agak sulit ditemui kecuali jika membelinya langsung ke toko roti Tan Ek Tjoan di Cikini. Untuk saya yang tinggal di Bali, rasanya bermimpi untuk memesan sejauh itu, lebih praktis untuk membuatnya. Bahan-bahanpun sangat mudah didapatkan. Berikut resep dari roti penuh sejarah ini Roti Gambang ala Tan Ek Tjoan Bahan 180 gram gula merah diiris 75 ml air saya gunakan 125 ml untuk mencairkan gula merah dan melembutkan adonan 300 gram terigu 125 gram tepung roti 50 gram gula pasir 1 sdt baking soda 1 ½ sdt baking powder 1 sdt cinnamon 1 butir telur 50 gram margarin 15 gram wijen air untuk olesan Cara membuat Rebus gula merah dan air hingga laurt, saring dan dinginkan. Campur terigu, tepung roti, gula pasir, baking soda, baking powder, kayu manis dan telur. Uleni hingga kalis. Tuang air gula sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga rata. Tambahkan margarine. Uleni kembali hingga adonan tercampur rata. Diamkan 20 menit. Timbang adonan dengan berat 40 gram masing-masing. Bentuk lonjong hingga semua adonan habis. Oles permukaan adonan dengan air, taburi wijen sangria di atasnya. Panggang suhu 170 C selama 25 – 30 menit

Ingatanmasa kecil itu membuat saya ingin makan roti gampang, cari-cari di toko roti sekitar gunung sindur-pamulang tidak ketemu. Dapat rekomendasi di grup, kalau merk Roti Tan Ek Tjoan ada varian roti gambangnya. Sayangnya tukang roti keliling Tan ek Tjoan tidak lewat tempat saya tinggal, pernah lihat beberapa kali di pasar reni baru, giliran sengaja ke pasar untuk cari kang roti keliling Tan

Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID 27a1dc52-0c3d-11ee-86f4-4c5958677272 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.
Caramembuat Roti Gambang pun tidak sulit, dengan 5 langkah mudah, bisa dipastikan anda bisa membuat Roti Gambang yang enak dan lezat. Cukup ikuti bahan dan langkah-langkah yang sudah kami berikan, seluruh resep sudah teruji dengan baik. Resep Roti Gambang.
Benda budaya perpaduan sejarah etnis Tionghoa, Eropa dan masyarakat Batavia tempo dulu ini dikenal sebagai roti jadul rasa autentik. Pada zaman kolonial dulu, Roti Gambang merupakan hidangan sarapan orang Belanda-Indonesia. Orang Jawa khususnya Semarang menyebut roti bantat dan manis pulen ini Ganjel Ril’, bacanya bukan Rel tapi Ril. Sarapan Roti GambangRoti Gambang berjaya di tahun 1980 hingga akhir 1990-an. Saat itu, berbagai kalangan mulai anak kecil hingga orang tua begitu menggemarinya. Meskipun kini eksistensi Roti Gambang sudah berkurang, namun tak sedikit kisah menarik yang membangkitkan kenangan roti hasil akulturasi budaya Belanda dan Indonesia ini. Pagi hari enaknya makan roti. Teksturnya padat, sering disebut roti bantat, bikin perut kenyang, hati pun riang. Sudah tahu belum, kalau Roti Gambang masuk dalam daftar 50 Roti Terbaik Dunia versi CNN? Just FYI, tadi pagi aku sarapan Roti Gambang ditemani secangkir kopi. Ada dua varian Roti Gambang yang aku sukai, yakni rasa keju dan rasa ori. Maksudnya original alias asli. Senangnya lagi, aku tak perlu susah mencari ke sana kemari. Karena si mamang Roti Gambang Tan Ek Tjoan Bogor sering menjajakan dagangannya melewati depan rumahku ini. Roti Gambang Tan Ek Tjoan Cocok Sekali untuk SarapanSeperti Apa Roti Gambang Itu?Tahukah teman-teman, ternyata kata Roti’ berasal dari serapan bahasa India? Adapun Gambang’ merujuk kebiasaan orang Betawi menyebut benda sesuai bentuknya. Mungkin ada yang belum ngeh yang dimaksud Gambang’. Gambang adalah alat musik jenis xylopgone berbahan dasar kayu dan bambu. Jika dipukul akan menimbulkan suara, nada dan karakter yang khas. Alat musik ini sering digunakan oleh masyarakat Betawi dalam acara orkestra Gambang Kromong. Warnanya cokelat tua karena pengaruh penggunaan gula merah dan kayu manis. Coba deh berkunjung ke Wisata Perkampungan Setu Babakan. Kita dapat menyaksikan aneka seni dan budaya serta kuliner Betawi yang dipengaruhi akulturasi dan tradisi Tionghoa. Biasanya, mereka menikmati Roti Gambang ditemani Nyahi’ atau Ngeteh’, minum air teh tawar. Bahan-bahanRoti Gambang ini sebenarnya camilan hasil olahan kuliner Belanda yang disebut Onbijtkoek Katanya sih Kue sekali empok, sekali suap’ hehehe unik banget ya? 😄 Roti Gambang terbuat dari tepung terigu protein rendah yang hanya menggunakan baking powder. Pantas saja roti ini cenderung padat. Bahan lainnya adalah gula Jawa yang berasal dari gula kelapa. Saking padatnya, malah lebih mirip biskuit dibandingkan roti, lho. Kita juga bisa membuat Roti Gambang sendiri dengan menggunakan gula aren organik supaya lebih menyehatkan. Gula Aren Organik ArengaKemudian ada juga biji wijen yang ditaburkan di atas permukaan si roti untuk menguatkan aromanya. Bersyukur banget, ternyata mengonsumsi Roti Gambang itu ada manfaatnya. Khasiat makan roti gambang adalah perut menjadi hangat karena ada bahan rempah di dalamnya. Kayu Manis dan Cinamonum pun turut berpartisipasi dalam pembuatan Roti Gambang. Bahan rempah selain bersumber di kepulauan Indonesia, terdapat pula di lintas antara benua Eropa, Afrika, Asia khususnya India dan Bangladesh. Sejarah Roti Gambang adalah salah satu merek roti tertua yang legendaris di Indonesia sejak tahun 1921. Roti Tan Ek Tjoan misalnya, memiliki ciri khas Roti Gambang bertekstur keras, warnanya cokelat dan ada taburan wijen di atas permukaannya. Nama Tan Ek Tjoan berasal dari nama pendirinya yang merupakan pemuda keturunan Tionghoa, Tan Ek Tjoan. Bersama sang istri bernama Phoa Lin Nio, Tan Ek Tjoan memulai bisnis Roti Gambang di rumahnya yang sederhana di bilangan Surya Kencana, Bogor. Pelan tapi pasti, usahanya dikenal oleh khalayak ramai di Bogor dan Jakarta kemudian menjalar ke kota-kota lain di Indonesia. Singkat cerita, Phoa meneruskan usaha rotinya di Cikini setelah Tan Ek Tjoan meninggal dunia di tahun 1950-an. Setelah Phoa berpulang di tahun 1958 bisnis roti dilanjutkan oleh kedua anaknya, Tan Bok Nio dan Tan Kim Thay. Kini, Tan Kim Thay mengelola cabang toko di Cikini, sedangkan Tan Bok Nio mengurus toko di Bogor. Digemari Bung Hatta Wakil Presiden Bung Hatta termasuk penyuka Roti Gambang yang lezat itu. Ada sebuah cerita dari Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian Tentang Bung Karno. Ketika Bung Hatta melakukan perjalanan dari Jakarta ke Megamendung, beliau berhenti di depan toko roti Tan Ek Tjoan di Bogor. Sardi, sang pengawal Bung Karno diminta membelikan roti seharga Rp 3,75,- tersebut. Roti Gambang Tan Ek TjoanAku sudah mengenal Roti Gambang sejak masih kecil. Orangtuaku sering membeli beberapa potong roti ini sebagai camilan maupun sarapan di rumah. Dulu, cukup banyak penjual roti berkeliling menjajakan dagangannya. Tentu tak hanya Roti Gambang saja, ada pula jenis roti lainnya. Bicara soal Roti Gambang, beberapa bulan terakhir ini si mamang pedagang roti Tan Ek Tjoan sering lewat di depan rumahku. Senangnya bukan main! Tinggal berteriak saja, “Baaang! Rotiiiii!”. Pas di depan pintu pagar rumah, si mamang langganan sudah tersenyum simpul siap melayani. Awalnya waktu itu, aku sempat agak ragu. “Bang, ini asli Tan Ek Tjoan?”, tanyaku. “Iya, Bu. Langsung dari Bogor ini mah. Memang sudah ganti warna dan tulisan di gerobaknya’, jawabnya ramah dengan logat sunda yang masih kental. “Wah, saya senang atuh kalau begini kan bisa sering beli rotinya”, ucapku kemudian. “Eh, ada Roti Gambang juga, Mang. Sabarahaan ieu Harganya berapa?” Nah, terakhir aku beli di bulan Juli, ada penyesuaian harga per roti yakni dari Rp menjadi Rp Sedangkan untuk roti tawar biasa harganya Rp Mahal? Mungkin banyak orang-orang berpendapat demikian. Tapi, coba dulu dong. Jangan berpikir mahal kalau baru melihatnya saja, kan ga adil dan bijaksana hehehe. Roti Gambang OriginalRoti Gambang KejuPedagang Gerobak sebagai Ujung TombakPenjualan Roti Gambang menggunakan gerobak yang didesain khusus seperti etalase berjalan. Gerobak roti ini hasil modifikasi kendaraan becak yang awalnya berkonsep Ricksaw di Singapura di kisaran tahun 1920-an dan di kota-kota di Pulau Jawa pada tahun 1930-an. Zaman dahulu, para pedagang menjual Roti Gambang kepada orang-orang Belanda di sekitar Cikini, kemudian merambah ke wilayah Ciputat, Tangerang, Cinere dan Bekasi. Masih lekat di ingatan, dulu kemasan roti saat kita beli adalah kertas. Ya, kertas roti itu yang warnanya putih agak krem atau cokelat muda. Gerobak Roti Tan Ek TjoanJadi, kapan kita mau sarapan Roti Gambang bersama? Jangan lupa, jatah untukku dua ya. Siapkan juga teh atau kopi susunya. Hhhmm… Kalian masih penasaran belum mencoba? Duh, nanti aku panggilkan si mamang Tan Ek Tjoan agar bertandang ke rumah kalian semua. Zaman boleh berubah, kemasan bisa berganti. Meskipun demikian, Roti Gambang Tan Ek Tjoan masih setia menemani. Menyajikan roti rasa autentik setiap hari tiada henti. Roti Gambang dengan bahan baku tradisional dan tanpa bahan pengawet ingin dinikmati? Yuk, bareng aku ngemil di sini 😁 Artikel ini diikutsertakan dalam IDFB Blog Challenge yang diselenggarakan oleh komunitas Indonesian Food Blogger. Referensi tulisan RotiGambang pun dinobatkan sebagai salah satu roti terenak di dunia. Roti yang adopsi teknik kuliner Belanda ini, begitu dekat dengan masyarakat Jakarta. seperti Roti Lauw dan Roti Tan Ek Tjoan. serta telur. Ada dugaan bahwa Roti Gambang tercipta dari proses akulturasi dari resep Ontbijtkoek khas Belanda dengan bahan-bahan tradisional h6yM.
  • 44x12brp6q.pages.dev/102
  • 44x12brp6q.pages.dev/136
  • 44x12brp6q.pages.dev/307
  • 44x12brp6q.pages.dev/58
  • 44x12brp6q.pages.dev/317
  • 44x12brp6q.pages.dev/386
  • 44x12brp6q.pages.dev/156
  • 44x12brp6q.pages.dev/170
  • 44x12brp6q.pages.dev/153
  • resep roti gambang tan ek tjoan